Minggu, 05 Oktober 2014

PENGOLAHAN DAN PENANGGULANGAN LIMBAH CAIR

          Limbah cair adalah limbah yang berupa cairan dan biasanya jenis limbah cair ini sangat riskan mencemari lingkungan sehingga dikenal sebagai entitas pencemar air dan tanah. Untuk skala industri limbah cair umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik sisa dari hasil produksi sedang limbah yang biasa dihasilkan oleh rumah tangga / domestik dapat berupa air kotor dari pemakian mandi, cuci dan toilet. Air merupakan sumber potensial bagi penyakit-penyakit infeksi, oleh karena itu pemurnian air sangat penting bagi kesehatan manusia. Namun, air yang jernih tidak menjamin terbebas dari mikroorganisme patogen. Oleh karena itu, identifikasi keberadaan mikroorganisme di air penting dilakukan.
            Mikroba kelompok Coliform sering digunakan sebagai indikator terjadinya kontaminasi pada air. Yang termasuk kelompok coliforms adalah :
a)      E.coli
b)      Kleibsiella pneumonia
c)      Enterobacter aerogenes
Pencirian coliform:
a)      gram negative
b)      fakultatif aerobic
c)      tidak berspora
d)     memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas dalam 48 jam pada 35oC

PENANGANAN LIMBAH CAIR
            Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi dalam bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga. Untuk itu diperlukan penanganan limbah dengan baik agar air buangan ini tidak menjadi polutan.
Tujuan pengaturan pengolahan limbah cair ini adalah :
1.      Untuk mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau, rawa dll)
2.      Untuk melindungi  biota dalam  tanah dan perairan
3.      Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor penyakit seperti nyamuk, kecoa, lalat dll.
4.      Untuk menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap
Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan cara-cara :
1.      Cara Fisika, yaitu pengolahan limbah cair dengan beberapa tahap proses kegiatan yaitu :
a)      Proses Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar dan mudah mengendap.
b)      Proses Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya.
c)      Proses Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam airatau menyumbat membran yang akan digunakan dalam proses osmosis.
d)     Proses adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut, biasanya menggunakan karbon aktif.
e)      Proses reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang dilakukan untuk memanfaatkan kembali air limbah yang telah diolah sebelumnya dengan beberapa tahap proses kegiatan. Biasanya teknologi ini diaplikasikan untuk unit pengolahan kecil dan teknologi ini termasuk mahal.
2.       Cara kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Metode kimia dibedakan atas metode nondegradatif misalnya koagulasi dan metode degradatif misalnya oksidasi polutan organik dengan pereaksi lemon, degradasi polutan organik dengan sinar ultraviolet dll.
3.       Cara biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme alami untuk menghilangkan polutan baik secara aerobik maupun anaerobik. Pengolahan ini dianggap sebagai cara yang murah dan efisien.
 PENGOLAHAN LIMBAH
            Air limbah dapat berasal dari limbah domestik maupun industri. Pengolahan limbah cair ini dapat dilakukan secara fisika, kimia dan biologi (mikrobiologi). Tujuan utama pengolahan limbah cair adalah untuk mengurangi polutan organik dan anorganik dalam limbah cair ke level dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan senyawa toksik dapat dieliminir. Indikator pencemaran limbah cair dapat diukur dari Biochemical Oxygen Demand (BOD), jumlah relatif oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi materi organik dan anorganik dalam limbah cair. Makin tinggi oksigen yang digunakan,maka nilai BOD makin tinggi pula.
Metode pengolahan limbah cair, meliputi beberapa cara :
1.                   Dillution (pengenceran), air limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau laut agar  mengalami pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah atau hilang. Cara ini dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung bakteri patogen, larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini boleh dilakukan dengan syarat bahwa air sungai, waduk atau rawa tersebut tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain, volume airnya banyak sehingga pengenceran bisa 30 -40 kalinya, air tersebut harus mengalir.
2.                   Sumur resapan, yaitu sumur yang digunakan untuk tempat penampungan air limbah yang telah mengalami pengolahan  dari sistem lain. Air tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 – 2,5 m dan kedalaman 2,5 m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.

3.                   Septic tank, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah walaupun biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian ruang untuk tahap-tahap pengolahan,  yaitu
a)      Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan mengalami proses pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan dan lumpur (sludge)
b)      Ruang lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil proses pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa keluar
c)      Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata
d)     Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing chamber serta menyaring bakteri patogen maupun mikroorganisme yang lain. Panjang minimal resapan ini adalah 10 m dibuat pada tanah porous.

4.                Riol (parit), menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan maupun lingkungan. Apabila riol inidigunakan juga untuk menampung air hujan disebut combined system. Sedang bila penampung hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Air kotor pada riol mengalami proses pengolahan sebagai berikut :
a)      Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan mengapung di air
b)      Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak besar secara perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.
c)      Proses biologi (biologycal proccess), menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organic
d)     Saringan pasir (sand filter)
e)      Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit untuk membunuh kuman
f)       Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan dengan membuangnya di sungai / laut.
DAMPAK PENGOLAHAN LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN
            Pengolahan limbah yang baik dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, akan tetapi bila tidak dikelola dengan baik  dapat memberi dampak negatif bagi lingkungan.
1.      Dampak positif pengolahan limbah
            Pengolahan limbah yang benar akan memberikan dampak positif, yaitu :
a)      Limbah dapat digunakan untuk menimbun lahan / dataran rendah
b)      Limbah dapat digunakan untuk pupuk
c)      Limbah dapat digunakan sebagai pakan ternak , baik langsung maupun mengalami proses pengolahan lebih dulu
d)     Mengurangi tempat perkembangbiakan penyakit / vektor penyakit
e)      Mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit menular
f)       Menghemat biaya pemeliharaan kesehatan karena masyarakat yang sehat
DAMPAK NEGATIF BILA LIMBAH TIDAK DIKELOLA DENGAN BAIK
Pengolahan limbah yang kurang baik akan memberikan dampak negatif, seperti :
a)      Menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit / vektor penyakit
b)      Menyebabkan gangguan kesehatan seperti sesak nafas, insomnia maupun stress
c)      Lingkungan menjadi kotor, bau, saluran air tersumbat, banjir
d)     Lingkungan menjadi tidak indah dipandang
e)      Menurunkan minat orang datang ketempat tersebut
f)       Menaikkan angka kesakitan bagi masyarakat
g)      Membutuhkan dana besar untuk membersihkan lingkungan
h)      Menurunkan pemasukan pendapatan daerah karena kurangnya wisatawan yang berkunjung.

http://sedotwcjakarta.net/blog/info/pengertian-jenis-limbah-padat-cair-gas-industri-rumah-tangga/
http://kimia-fisika.blogspot.com/2012/11/pengolahan-limbah-cair.html

http://utamisubardo.wordpress.com/2013/04/21/pengolahan-dan-penanganan-limbah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar