Limbah cair adalah limbah yang berupa cairan dan biasanya
jenis limbah cair ini sangat riskan mencemari lingkungan sehingga dikenal
sebagai entitas pencemar air dan tanah. Untuk skala industri limbah cair
umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan
buangan anorganik sisa dari hasil produksi sedang limbah yang biasa dihasilkan
oleh rumah tangga / domestik dapat berupa air kotor dari pemakian mandi, cuci
dan toilet. Air merupakan sumber potensial bagi penyakit-penyakit infeksi, oleh
karena itu pemurnian air sangat penting bagi kesehatan manusia. Namun, air yang
jernih tidak menjamin terbebas dari mikroorganisme patogen. Oleh karena itu,
identifikasi keberadaan mikroorganisme di air penting dilakukan.
Mikroba kelompok Coliform sering digunakan sebagai
indikator terjadinya kontaminasi pada air. Yang termasuk kelompok coliforms
adalah :
a)
E.coli
b)
Kleibsiella pneumonia
c)
Enterobacter aerogenes
Pencirian coliform:
a)
gram negative
b)
fakultatif aerobic
c)
tidak berspora
d)
memfermentasi laktosa dan menghasilkan
gas dalam 48 jam pada 35oC
PENANGANAN
LIMBAH CAIR
Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya
akan dibuang lagi dalam bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah
industri maupun limbah rumah tangga. Untuk itu diperlukan penanganan limbah
dengan baik agar air buangan ini tidak menjadi polutan.
Tujuan pengaturan
pengolahan limbah cair ini adalah :
1.
Untuk mencegah pengotoran air permukaan
(sungai, waduk, danau, rawa dll)
2.
Untuk melindungi biota dalam
tanah dan perairan
3.
Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit
penyakit dan vektor penyakit seperti nyamuk, kecoa, lalat dll.
4.
Untuk menghindari pemandangan dan bau
yang tidak sedap
Pengolahan limbah cair
dapat dilakukan dengan cara-cara :
1.
Cara Fisika, yaitu pengolahan limbah
cair dengan beberapa tahap proses kegiatan yaitu :
a) Proses
Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran
besar dan mudah mengendap.
b) Proses
Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar
tidak mengganggu proses berikutnya.
c) Proses
Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam
airatau menyumbat membran yang akan digunakan dalam proses osmosis.
d) Proses
adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan senyawa organik terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan
tersebut, biasanya menggunakan karbon aktif.
e) Proses
reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang dilakukan untuk
memanfaatkan kembali air limbah yang telah diolah sebelumnya dengan beberapa
tahap proses kegiatan. Biasanya teknologi ini diaplikasikan untuk unit
pengolahan kecil dan teknologi ini termasuk mahal.
2. Cara
kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel
yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat
organik beracun dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Metode
kimia dibedakan atas metode nondegradatif misalnya koagulasi dan metode
degradatif misalnya oksidasi polutan organik dengan pereaksi lemon, degradasi
polutan organik dengan sinar ultraviolet dll.
3. Cara
biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme alami
untuk menghilangkan polutan baik secara aerobik maupun anaerobik. Pengolahan
ini dianggap sebagai cara yang murah dan efisien.
PENGOLAHAN LIMBAH
Air limbah dapat berasal dari limbah domestik maupun
industri. Pengolahan limbah cair ini dapat dilakukan secara fisika, kimia dan
biologi (mikrobiologi). Tujuan utama pengolahan limbah cair adalah untuk
mengurangi polutan organik dan anorganik dalam limbah cair ke level dimana
mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan senyawa toksik dapat dieliminir.
Indikator pencemaran limbah cair dapat diukur dari Biochemical Oxygen Demand (BOD),
jumlah relatif oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk
mengoksidasi materi organik dan anorganik dalam limbah cair. Makin tinggi
oksigen yang digunakan,maka nilai BOD makin tinggi pula.
Metode pengolahan
limbah cair, meliputi beberapa cara :
1.
Dillution (pengenceran), air limbah
dibuang ke sungai, danau, rawa atau laut agar
mengalami pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah atau
hilang. Cara ini dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung
bakteri patogen, larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini
boleh dilakukan dengan syarat bahwa air sungai, waduk atau rawa tersebut tidak
dimanfaatkan untuk keperluan lain, volume airnya banyak sehingga pengenceran
bisa 30 -40 kalinya, air tersebut harus mengalir.
2.
Sumur resapan, yaitu sumur yang
digunakan untuk tempat penampungan air limbah yang telah mengalami
pengolahan dari sistem lain. Air tinggal
mengalami peresapan ke dalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter
1 – 2,5 m dan kedalaman 2,5 m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.
3.
Septic tank, merupakan metode terbaik
untuk mengelola air limbah walaupun biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah
yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian ruang untuk tahap-tahap
pengolahan, yaitu
a)
Ruang pembusukan, air kotor akan
bertahan 1-3 hari dan akan mengalami proses pembusukan sehingga menghasilkan
gas, cairan dan lumpur (sludge)
b)
Ruang lumpur, merupakan ruang empat
penampungan hasil proses pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat
dipompa keluar
c)
Dosing chamber, didalamnya terdapat
siphon McDonald yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan air yang akan
dialirkan ke bidang resapan agar merata
d)
Bidang resapan, bidang yang menyerap
cairan keluar dari dosing chamber serta menyaring bakteri patogen maupun
mikroorganisme yang lain. Panjang minimal resapan ini adalah 10 m dibuat pada
tanah porous.
4.
Riol (parit), menampung semua air kotor
dari rumah, perusahaan maupun lingkungan. Apabila riol inidigunakan juga untuk
menampung air hujan disebut combined system. Sedang bila penampung hujannya
dipisahkan maka disebut separated system. Air kotor pada riol mengalami proses
pengolahan sebagai berikut :
a)
Penyaringan (screening), menyaring
benda-benda yan mengapung di air
b)
Pengendapan (sedimentation), air limbah
dialirkan ke dalam bak besar secara perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.
c)
Proses biologi (biologycal proccess),
menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organic
d)
Saringan pasir (sand filter)
e)
Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit
untuk membunuh kuman
f)
Dillution (pengenceran), mengurangi
konsentrasi polutan dengan membuangnya di sungai / laut.
DAMPAK PENGOLAHAN
LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN
Pengolahan limbah yang baik dapat memberi manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan, akan tetapi bila tidak dikelola dengan baik dapat memberi dampak negatif bagi lingkungan.
1.
Dampak positif pengolahan limbah
Pengolahan limbah yang benar akan memberikan dampak
positif, yaitu :
a)
Limbah dapat digunakan untuk menimbun
lahan / dataran rendah
b)
Limbah dapat digunakan untuk pupuk
c)
Limbah dapat digunakan sebagai pakan
ternak , baik langsung maupun mengalami proses pengolahan lebih dulu
d)
Mengurangi tempat perkembangbiakan
penyakit / vektor penyakit
e)
Mengurangi kemungkinan terjadinya
penyakit menular
f)
Menghemat biaya pemeliharaan kesehatan
karena masyarakat yang sehat
DAMPAK NEGATIF BILA
LIMBAH TIDAK DIKELOLA DENGAN BAIK
Pengolahan limbah yang
kurang baik akan memberikan dampak negatif, seperti :
a)
Menjadi tempat berkembangbiaknya kuman
penyakit / vektor penyakit
b)
Menyebabkan gangguan kesehatan seperti
sesak nafas, insomnia maupun stress
c)
Lingkungan menjadi kotor, bau, saluran
air tersumbat, banjir
d)
Lingkungan menjadi tidak indah dipandang
e)
Menurunkan minat orang datang ketempat
tersebut
f)
Menaikkan angka kesakitan bagi
masyarakat
g)
Membutuhkan dana besar untuk
membersihkan lingkungan
h)
Menurunkan pemasukan pendapatan daerah
karena kurangnya wisatawan yang berkunjung.
http://sedotwcjakarta.net/blog/info/pengertian-jenis-limbah-padat-cair-gas-industri-rumah-tangga/
http://kimia-fisika.blogspot.com/2012/11/pengolahan-limbah-cair.html
http://utamisubardo.wordpress.com/2013/04/21/pengolahan-dan-penanganan-limbah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar