Sabtu, 13 Juli 2013

KEDAULATAN PANCASILA DAN KENAIKAN BBM


KEDAULATAN PANCASILA DAN KENAIKAN BBM
            Pengamalan Pancasila oleh para pemuka dan pemimpin rakyat dalam kehidupan kenegaraan akan sangat berpengaruh pada kondisi sosial politik masyarakatnya, akan berpengaruh pada tingkat stabilitas sosial politik masyarakatnya, dan akan sangat berpengaruh pada semua upaya penegakan hukum dan keadilan sosialnya, Tetapi pengamalan Pancasila tidak akan berjalan dengan baik jika tidak muncul kekuatan kedaulatan rakyat yang dapat mengawasi kehidupan kenegaraan maupun  kekuasaan para pemimpin secara seutuhnya. Keseimbangan akan keadilan inilah yang seringkali dilupakan oleh para pemimpin, yang akhirnya terlena atau dinina kebodohan oleh keasyikan sendiri sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan. Misalnya saja, sampai saat ini para wakil rakyat yang lebih mengutamakan daerah pemilihannya sendiri didalam mengalokasikan anggaran pembangunan, jelas hal itu akan merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
            Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia untuk melihat keadaan negeri sendiri, dengan menyadari kesemua kekuatan  dan kelemahannya, dan lingkungan strategik ditingkat regional maupun global, dengan menggunakan Pancasila untuk menuju arah cita-cita kemerdekaan seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dalam kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila, sila pertama sebenarnya  mengedepankan betapa pentingnya kehidupan kenegaraan dilandasi unsur spiritual (rohani, religius, keagamaan, etika, moral). Tetapi kenyataan kehidupan kenegaraan yang dirasakan oleh kita selama ini, unsur material (kebendaan, keuangan, kenikmatan jabatan yang sangat  duniawi) sangat menonjol sekali. Sehingga kita pada akhirnya dapat mengamati bagaimana berbagai macam pertentangan dari kekuatan kepentingan politik, sebenarnya  hanya  disebabkan oleh permasalahan perebutan unsur material duniawi belaka.
            BBM saat ini sudah menjadi bagian utama dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat sehari-hari akan sangat berpengaruh terhadap kondisi masyarakat. Kenaikan harga premium yang mencapai Rp 6.000 per liter dianggap terlalu tinggi dan dana kompensasi bagi warga miskin tersebut dianggap tidak sebanding dengan kenaikan seluruh harga barang. Apalagi penyalurannya beberapa waktu lalu juga tidak tepat sasaran. Tidak hanya para pembeli, kenaikan harga sembako juga dikeluhkan para pedagang karena dagangannya sulit laku. Diperkirakan, harga sembako akan terus meningkat. Inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa sudah terjadi karena BBM naik, sehingga mempersulit masyarakat golongan menengah ke bawah terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap akan sangat merasakan dampak inflasi tersebut. Inflasi yang meroket membuat kalangan industri menjadi tidak optimal karena biaya operasional dan distribusi yang tinggi menjadikan harga barang ikut meroket ujung-ujungnya akan berdampak pada kesejahteraan yang menurun demikian juga iklim investasi akan terganggu serta kemungkinan kredit macet bias berimbas dan kembali meningkat. Paling parah bisa terjadi PHK atau pemecatan besar-besaran terhadap buruh dan karyawan sehingga lapangan kerja akan semakin sulit karena industri menghadapi beban operasional yang tidak seimbang. Kenaikan BBM memiliki dampak positif dan negatif ada yang diuntungkan ada yang dirugikan, masyarakat yang hartanya disimpan dalam bentuk uang akan dirugikan karena inflasi sementara kaum spekulan akan tersenyum.