Senin, 29 Desember 2014

PROPOSAL PENELITIAN MENGUBAH SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK ORGANIK


A.     Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat seiring peluang usaha yang semakin ketat serta untuk mendapat modal usaha sulit di Indonesia menyebabkan pertambahan konsumsi energi di segala sektor kehidupan seperti transportasi, listrik, dan industry meningkat. Sehingga secara langsung menimbulkan permasalahan sampah kota, yaitu sampah organik atau sampah anorganik yang pada khususnya dihasilkan pasar-pasar tradisional. Misalnya saja Pasar Banjarsari yang terdapat di Kabupaten Ciamis, di pasar ini banyak kita jumpai berbagai macam sampah organik seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.Sampah-sampah tersebut hanya dibuang dan dibiarkan begitu saja di tempat pembuangan sampah tanpa ada pemisahan antara sampah kering dan sampah padat. Tentunya lama-kelamaan hal tersebut akan menjadikan tempat sampah tersebut menjadi sarang berbagai hewan dan akan menimbulkan bau yang kurang sedap. Maka dari itu, sekarang kita mulai berfikir bagaimana cara kita untuk mengurangi tumpukan sampah organic tersebut untuk kita olah.
Di sini kami telah menyiapkan progam untuk mengolah sampah-sampah organic tersebut khususnya sampah sayur-sayuran dan buah-buahan untuk kita olah menjadi pupuk.Yang mana nantinya hasil pengolahan dari sampah-sampah organic tersebut yang berupa pupuk dapat kita jual kepada masyarakat.
B.     Tujuan Penelitian
Tujuan di dirikannya Unit Pengolahan Sampah Pasar Banjarsari Kab. Ciamis adalah :
1)       Mampu mengurangi (reduce) volume sampah yang di buang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
2)     Dapat mengkonversi (reuse & recycle) sampah menjadi barang yang berguna bagi masyarakat seperti pupk kompos, pupuk cair dan bio gas
3)      Dengan pengelolaan yang profesional konversi di harapkan bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dari hasil penjualan pupuk kompos, pupuk cair dan bio gas
4)     Dapat melakukan replikasi pengolahan sampah ke pasar tradisional yang lain.

C.     Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah :
1)       Mereduksi sampah secara sistematis.
2)     Menambah penghasilan bagi komunitas pasar.
3)      Menyediakan pupuk organik berkualitas tinggi bagi petani dengan harga terjangkau.
4)     Menanggulangi kelangkaan pupuk dan lahan kritis.
5)     Mengurangi beban pengelolaan sampah pemerintah daerah
6)     Mencegah pemanasan global.
7)     Mendukung terciptanya ketahanan pangan nasional berbasiskan pertanian organik.

D.    RENCANA BIAYA PENELITIAN
1. Biaya Peralatan Mesin
NO Nama Barang Jumlah Biaya
1. Mesin pencacah kompos 1 Rp 17.500.000,00
2. Ayakan 1 Rp 5.000,00
3. Pan granulator 1 Rp 10.900.000,00
4. Timbangan 1 Rp 1.200.000,00
5. Mesin jahit karung 1 Rp 650.000,00
Total Biaya Rp 30.255.000,00

2. Biaya Tenaga Kerja
No Pelaksana Jumlah
Honor/Hari
Biaya
1. Koordinator 1 Rp35.000,00 Rp 35.000,00
2. Karyawan 6 Rp25.000,00 Rp150.000,00
3. Pekerja 7 Rp15.000,00 Rp105.000,00
Total Biaya Rp290.000,00


3. Biaya Bahan Tambahan
No Nama Bahan Jumlah Harga Jumlah Harga
1. Promi 1 Rp30.000,00 Rp30.000,00
Total Biaya Rp30.000,00
4. Biaya Peralatan Umum
No Nama Alat Jumlah Harga @ Jumlah Harga
1. Plastik mulsa penutup tumpukan kompos 460 m/roll Rp230.00,00/230 m/roll Rp 460.000,00
2. Sekop garpu untuk memilah-milah sampah 7 Rp 25.000,00 Rp 175.000,00
3. Keranjang sampah 17 Rp 15.000,00 Rp 255.000,00
4. Ember 10 Rp 3.000,00 Rp 30.000,00
5. Karung 20 Rp 1.000,00 Rp 20.000,00
6. Tali plastic 5 Rp 8.200,00 Rp 41.000,00
7. Gerobak sampah 5 Rp400.000,00 Rp2.000.000,00
8. Sekop 7 Rp 20.000,00 Rp 140.000,00
Total Biaya Rp3.121.000,00

REKAPITULASI RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
No Nama Kebutuhan Biaya
 1. Biaya Peralatan Mesin Rp 30.255.000,00
2. Biaya Tenaga kerja Rp 290.000,00
3. Biaya Bahan Tambahan Rp 30.000,00
4. Biaya Peralatan Umum Rp3.121.000,00
Total Biaya Rp 33.696.000,00


       E.    HASIL DAN PEMBAHASAN
              Produksi sampah untuk setiap harinya semakin hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola konsumsi masyarakat. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi peningkatan volume sampah tersebut adalah dengan cara mengurangi volume sampah dari sumbernya. Tentunya keadaan tersebut secepat mungkin harus kita tangani untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan asri.Keadaan seperti penumpukan sampah dapat juga kita jumpai di pasar-pasar tradisional, misalnya pasar Banjarsari yang terletak di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Di pasar tersebut tentunya kita sering menjumpai penumpukan sampah yang terjadi di sudut-sudut pasar. Jika hal tersebut tidak segera kita tangani tentunya hal tersebut nanti akan menjadi sumber penyakit dan akan meninmbulkan bau yang tidak sedap. Maka dari itu segera mungkin kita harus mengatasi hal tersebut.
Cara yang dapat dilakukan adalah melakukan pengkomposan pada sampah-sampah organic seperti sayur-sayuran atau buah-buahan. Dengan melakukan pengkomposan pada sampah-sampah tersebut tentunya akan mengurangi volume penumpukan sampah di pasar Banjarsari. Dampaknya tidak hanya sampah di pasar bunder tersebut berkurang namun juga akan menambah nilai ekonomi bagi masyarakat. Karena kita dapat menjual pupuk hasil olahan tersebut. Cara pengolahannya pun hanya sederhana, yaitu dengan melakukan prosedur-prosedur sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan pemilahan sampah
2. Pencacahan sampah
3. Penyiapan promi
4. Pencampuran promi di dalam bak pengkomposan
5. Panen kompos
6. Pengolahan pasca panen
7. Pengemasan

Dengan melakukan pengkomposan terhadap sampah-sampah organic yang terdapat di pasar Banjarsari Kabupaten Ciamis, selain mengurangi penumpukannya juga akan menghasilkan nilai ekonomis terhadap pupuk hasil olahannya. Sehingga pendapatan masyarakat otomatis juga akan meningkat seiring dengan penjualan pupuk hasil olahannya.
     F.   PENUTUP
            Dukungan dalam bentuk sarana prasarana, fasilitas, finansial ataupun dukungan moril dan do'a. Seberapapun besarnya, akan sangat berarti bagi kami. Demikian kiranya yang dapat kami sampaikan. Mudah - mudahan semua yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan tetap berada dalam lindungan dan ridho Allah SWT.




PROPOSAL RINCIAN BIAYA DAUR ULANG

PROPOSAL RINCIAN BIAYA DAUR ULANG
A.     latar Belakang
Setiap hari, apabila ada waktu luang, dapat mencari dipengepul rongsokan atau di tong sampah. PembuatanHari libur, atau apabila ada waktu luang, bertempat di salahsatu rumah anggota atau di suatu tempat yang cukup lapang. Pengenalan kepada masyarakat dan/atau pengomersialanHari libur, atau apabila ada waktu luang, kepada anak-anak perenang kali, kepada pemancing, kepada para “pencuci bajudi kali”, dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkandirasa memiliki kualitas yang cukup baik dan cukup menjual,kita bisa memasarkannya.
B. KEGIATAN
a) Pencarian bahan
b) Pembuatan
c) Pengenalan kepada masyarakat dan/atau pengomersialan
C. KEPANITIAAN
Semua orang bisa menjadi anggota dalam kegiatan ini. Setelah didapatkan pembina kegiatan, ditentukan ketua kegiatan, wakil ketua kegiatan, sekertaris, bendahara, humas, dan yang tidak kalah penting creative crew.
D. ANGGARAN DANA (DALAM RUPIAH)
a. Pencarian bahan utama ( Botol Plastik)
i. Pencarian di tong sampah = Rp.0,00
ii. Pencarian di pengepul (@500)1000 x 30pcs = Rp. 30.000
iii. Kawat atau tali bekas =Rp. 15 .000 +
TOTAL Rp. 45.000
b. Bahan-bahan Pendukung
i. Lem = Rp. 20.000
ii. Kawat = Rp 45.000
iii. Tali = Rp. 20 .000+
TOTAL = Rp.85.000
c. Pengenalan kepada masyarakat dan/atau pengomersialan
Lain-lain 70.000
d. TOTALRp. 130.000, 00
E. PERINCIAN KEGIATAN
.Pencarian bahanKegiatan pencarian bahan ini dilaksanakan setiap hari,setiap saat, kapanpun ada waktu luang. Pencarian dimulaidari lingkungan terkecil di sekitar kita misalkan di kelas kita,di rumah,di halte bus, di gedung acara, dan lain-lain. Botolplastik yang sudah ditemukan dikumpulkan terlebih dahuluuntuk diolah di hari berikutnya atau di hari libur selanjutnya.Bahan-bahan lain misalkan lem, kawat, tali, dan asesoris-asesoris yang lain bisa dicicil satu persatu. Pencarian kawatbisa dimulai dari bangunan-bangunan yang sudah hampirselesai, tukang rongsokan, dan lain-lain. Tali juga bisadidapatkan di tempat pengumpul rongsokan. Tali yangdigunakan untuk pendaur ulangan botol ini harus tali yangmasih bagus kualitasnya meskipun tidak baru. Harus masihkuat untuk merapatkan jarak antar botol. Asesoris yang lainmisalkan plastik pembungkus, spray paint (biasa disebutpilok) dan sebagainya juga bisa mulai dicicil agar kegiatanterasa tidak terlalu berat.
Pembuatan dimulai dari menyusun botol plastik serapat-rapatnya dan memikirkan bagaimana cara agar rakit ataupelampungnya tidak bisa tenggelam. Mungkin ada perubahankonsep ataupun penyempurnaan, misalkan penambahansterofoam bekas, dan lain-lain. Pembuatan bertempat di salahsatu tempat tinggal anggota. Namun hal tersebut tidakmutlak. Kita bisa membuat di lapangan, ataupun di pinggirsungai, agar dapat mencobanya langsung. Asalkan, kita harustetap berpegang pada komitmen untuk menjaga kebersihandan menyelamatkan bumi dari pencemarnya. Setelah prosespembuatan selesai, kita dapat mencobanya pada sungai atauempang di sekitar tempat pembuatan. Apabila belum berhasil,maka pembuatan harus diulangi dengan penyempurnaankonsep.c.Pengenalan kepada masyarakat dan/atau pengomersialanSetelah proses pembuatan selesai, ada baiknya bila kitamengomersialkan hasil daur ulang kita apabila produktersebut layak guna, berkualitas, dan fungsional.Pengomersialan bisa dimulai dari tempat memancing, kolamrenang, dan lain-lain. Selain itu, kita harus merambah pelosokdesa untuk mengenalkan produk kita kepada anak-anak desa.Saya yakin mereka akan senang dengan rakit buatan daribarang bekas ini. Tampilan produk yang akan dikenalkanharus disesuaikan dengan target promosi. Dan pada akhirnya,hasil daur ulang kita terdistribusi dengan baik dan bermanfaat, amin.
F. PENUTUP
Demikian proposal yang sudah saya buat, tanpa dukungandari berbagai pihak, keberhasilan kegiatan ini tidak mungkinterlaksana. Untuk itu, kerja sama yang ada di antara kita semuasangat diperlukan. Mudah-mudahan kedepannya rencana ini dapat


https://bayuarista1994.wordpress.com/


PROPOSAL KEBERSIHAN LINGKUNGAN DESA PENGASINAN

I.     LATAR BELAKANG
Lingkungan hidup kian waktu mengalami ancaman dan kerusakan setiap saat. Kerusakan yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak ramah lingkungan dari manusia merupakan penyebab yang diyakini turut andil terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Sebagai akibatnya, keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Meskipun begitu, belum cukup untuk menjadikan kerusakan lingkungan sebagai pelajaran yang dapat menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Begitu pula Karang Taruna Muda Berkarya Blok Karangsari dirasa perlu memecahkan permasalahan lingkungan hidup terutama dari segi kebersihan.
Kebersihan dilingkungan blok Karangsari umumnya membuang sampah ke sungai selain mengotori lingkungan juga dapat membuat masalah baru seperti banjir, penyakit dan kerusakan ekosistem. Oleh karena itu permasalahan tersebut perlunya ada suatu pemecahan permasalahan yaitu dengan membuat tempat pembakaran sampah atau tempat pembuangan sampah akhir, juga perlu adanya alat pendukung kebersihan yang bagus berupa tempat sampah yang selain bias digunakan tempat pembuangan sampah tapi bias juga sebagai pembakaran sampah langsung oleh warga sehingga lingkungan akan dapat lebih bersih.

II.    DASAR PEMIKIRAN   
       Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan tumbuhnya perekonomian, terjadi peningkatan kuantitas sampah dan munculnya jenis sampah yang baru. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan lingkungan yang makin kompleks. Maka dengan banyak terjadi permasalahan.Oleh karena itu, pengelolaan sampah berbasis masyarakat menjadi metode pengelolaan yang makin relevan dan penting.
Kegiatan pengambilan sampah ini  adalah kegiatan yang sifatnya sosial yang dilakukan berdasarkan kebijakan dari warga masyarakat agar terciptanya lingkungan yang bersih serta menjaga sanitasi lingkungan menjadi nyaman,indah dan sehat .
Perkembangan dan kemajuan teknologi semenjak abad ke-21 tanpa diikuti kesadaran lingkungan hidup telah banyak menyebabkan berbagai masalah lingkungan di seluruh dunia. Seperti kita ketahui bersama lingkungan hidup merupakan faktor utama dalam kelangsungan hidup manusia, pengelolaan lingkungan hidup atau sumber daya alam yang tepat akan mampu memberikan mamfaat bagi hidup manusia itu sendiri. Sebaliknya, eksploitasi yang berlebihan terhadap lingkungan hidup dapat mendatangkan bencana bagi umat manusia itu sendiri.
III. LANDASAN HUKUM
1)       Undang-undang no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah tertanggal 15 Oktober   2004
2)     Peraturan Pemerintah No. 72 tentang Desa tertanggal 30 Desember 2005.
3)      Peraturan Pemerintah No. 73 tentang Kelurahan tertanggal 30 Desember 2005.
4)     Permensos RI Nomor 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna tertanggal 27 Juli 2005.
5)     Permendagri RI Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga tertanggal 5 Februari 2007.
6)     SK Kepala Desa Tegalsari No.1 Tahun 2011.
IV. MAKSUD DAN TUJUAN
A. Maksud
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, bahwa maksud dari pengajuan proposal ini adalah, terjalinnya sebuah hubungan yang baik antara perusahaan Bapak/Ibu warga blok Karangsari. Melihat dari kondisi tersebut, bersama ini kami pengurus Karang Taruna Muda Berkarya Blok Karangsari Desa Tegalsari Kecamatan Maja-Majalengka  hendak  mengajukan permohonan bantuan dana pengadaan sarana dan prasarana kebersihan (Drum tong sampah ), dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan terciptanya lingkungan yang bersih dari sampah.
B. Tujuan
Pengajuan Permohonan Bantuan dana Pengadaan sarana dan Prasarana alat Kebersihan di susun oleh Pengurus Karang Taruna Muda Berkarya Blok Karangsari Bertujuan untuk :
1)       Meberikan tempat yang tepat dalam membuaang sampah.
2)     Menyedikan tempat pembakaran sampah langsung atau pembuangan sampah akhir (TPA)
3)      Menciptakan lingkungan bersih dan nyaman untuk disekitar pemukiman atau sungai.

V. BENTUK PELAKSANAAN
Bentuk Pelaksanaan kegiatan adalah Penggalian lubang sampah untuk TPA diluar pemukiman warga sehingga tidak mengganggu aktifitas warga.
Penggalangan dana dari masyarakat untuk membeli drum sampah sebanyak mungkin yang nantinya akan digunakan warga sebagai TPA sementara atau pun tempat pembakaran sampah dimalamhari Sosialisasi penyediaan tempat sampah sederhana disetiap rumah guna mempermudah membuang sampah dan mengambil sampah sehingga dapat tercipta lingkungan bersih
VII. ANGGARAN BIAYA
a. Alat Utama
- 2 Mobil lost bak ( pick up) @Rp, 140.000.000 = Rp 280.000.000
- 30 tong sampah tambahan @ Rp. 100.000 =Rp. 3.000.000 +
TOTAL Rp. 283.000.000
b. Alat-Alat Pendukung
- 10 Pengki untuk petugas kebersihan @Rp.20.000 = Rp. 200.000
- 10 Sapu ijuk untuk petugas @ Rp 20,000 = Rp 200.000
- 10 sapu lidi untuk petugas @ Rp 20.000 = Rp. 200 .000+
 - 5  pacul untuk petugas @ Rp 40.000 = Rp. 2.00.000
TOTAL = Rp. 800.000
VIII.  SUMBER DANA
Adapun sumber dana yang diharapkan didapat dari :
1)       Kas Karang Taruna Muda Berkarya
2)     Sumbangan swadaya masyarakat
3)      Para donatur
4)     Sumber dana lain yang halal dan tidak mengikat
IX.  Penutup
            Dukungan dalam bentuk sarana prasarana, fasilitas, finansial ataupun dukungan moril dan do'a. Seberapapun besarnya, akan sangat berarti bagi kami. Demikian kiranya yang dapat kami sampaikan. Mudah - mudahan semua yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan tetap berada dalam lindungan dan ridho Allah SWT.


https://bayuarista1994.wordpress.com/
http://ktmb-krs.blogspot.com/2012/11/contoh-proposaal-lingkungan.html




Jumat, 05 Desember 2014

PENANGANAN LIMBAH CAIR

           Pernahkah kamu mendengar mengenai intalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) merupapakan sebutan bagi fasilitas pengolahan limbah cair/ air limbah yang dibuang masyarakat ataupun industri. Setiap industri yang menghasilkan limbah pencemar seharusnya memiliki fasilitas IPAL. Daerah pemukiman atau perkotaan juga idealnya memiliki IPAL yang dapat menagani limbah domestik. Taukah kamu apa fungsi IPAL ? di IPAL, limbah cair diolah melalui berbagai proses untuk menghilangkan atau mengurangi bahan-bahan pencemar (polutan) yang terkandung dalam limbah sehingga tidak melebihi bakau mutu. Setelah melalui proses pengolahan, air limbah diharapkan dapat dibuang ke lingkungan dengan aman
Metode dan tahapana proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Berikut ini akan kamu pelajari beberapa proses pengolahan limbah cair yang telah diaplikasikan secara umum. Perlu kamu ketahui bahwa proses-proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses, atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi, sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
1.    Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika. Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring (bar screen). Metode ini disebut penyaringan (screening). Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah. Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan ke suatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat tersuspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel-partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya. Kedua proses yang dijelaskan si atas sering disebut juga sebagai tahap pengolahan awal (pretreatment).
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan kea tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolaha primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (flotation) . Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
   Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalu proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami pengolaha primer tersebut dapat langsung dibuang ke lingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan lain yang sulit dihilangkan melalui proses diatas, misalnya, agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
1.      Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurangi/mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan, yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (aktivated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds/lagoons).
a.      Metode trickling filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik  melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan ketebalan ±1 – 3m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasioleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampungdan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.

b.    Metode activated sludge
Pada Metode activated sludge atau lumpue aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan  lumpur yang kaya akan bakteri aerob.proses degradasi berlangsung didalam tabgki selama beberapa jam. Dibantu dengan pemberian gelembung udara untuk aerasi pemberian oksigen. Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri  dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya limbah di salurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan. Sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aeras. Seperti pada metode tricking filter. Limbah yabg telah melalui proses ini dapat dibuang di lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih diperlukan.


c.    Metode treatment ponds / lagoons
Metode treatment ponds / lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan pada kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut digunakan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian/ degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini.kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam limbah juga mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan di dasar kolam, air limbah dapat disalurkan untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

3.    Pengolahan tersier ( tertiary  treatment )
Pengolahan tersier dilakukan juka setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat.pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan disesuaikan dengan kandungan zat  yang tersisa dalam limbah cair/ air limbah. Omomnya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat dan garam-garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pebgolahan lanjutan ( advenced  treatment ). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metodesaring pasir ( sand filter )saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan ( adsorption )dengan karbon aktif. Pengurangan besi dan mangan , dan osmosis bolak-balik.
    Metode pengolahan tersier jarang digunakan pada  fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4.    Desinfeksi  ( desinfection )
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen penyebab penyakit yang ada dalam limbah cair/air limbah. Mekanisme desinfeksi dapat secara kimi, yaitu dengan menambahkan senyawa/ zat tertentu atau dengan perlakuan fisik.dalam menentukan senyawa/zat untuk membunuh mikroorganisme dapat beberapa hal yang perludiperhatikan, yaitu :
•    Daya racub zat
•    Waktu kontak yang diperlukan
•    Efektivitas zat
•    Kadar dosis yang digunakan
•    Tidak boleh bersifat toksik ( racun terhadap manusia dan hewan )
•    Tahan terhadap air
•    Biayanya murah
Contoh mikroorganisme desinfeksi pada limbahcair adalah  penambahan klorin/ klorinas, penyinaran  sinar ultraviolet ( UV ) atau dengan ozon ( O3 ).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah prosespebgolahan limbah selesai, yaitu setelah proses primer, skunder,sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
5.    Pengolahan lumpur ( sludge treatment )
Setiap pengolahan limbah cair baik primer skunder maupun tersier akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkandiolah lebih lanjut.endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/ dicerna secaraanaerob ( anaerob digestion ), lalu disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan landfill, dijadikan pupuk kompos, atau dibakar  (incinerated).



PENANGANAN LIMBAH GAS



Industri selalu dikaitkan sebagai sumber pencemar karena aktivitas industri merupakan kegiatan yang sangat tampak dalam pembebasan berbagai senyawa kimia ke lingkungan. Teman-teman sering melihat asap tebal membubung keluar dari cerobong pabrik? Ya, asap tebal tersebut merupakan limbah gas yang dikeluarkan pabrik ke lingkungan. Bagaimanakah teknologi pengolahan limbah gas tersebut sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan bebas?Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara terutama apabila konsentrasi gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal dan dapat berasal dari sumber alami (seperti gunung api) serta juga gas yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources). Senyawa pencemar udara itu sendiri digolongkan menjadi (a) senyawa pencemar primer, dan (b) senyawa pencemar sekunder. Senyawa pencemar primeradalah senyawa pencemar yang langsung dibebaskan dari sumber sedangkan senyawapencemar sekunder ialah senyawa pencemar yang baru terbentuk akibat antar-aksi dua atau lebih senyawa primer selama berada di atmosfer. Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada, lima senyawa yang paling sering dikaitkan dengan pencemaran udara ialah: karbonmonoksida (CO), oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat (debu).
Definisi dari pencemaran udara itu sendiri ialah peristiwa pemasukan dan/atau penambahan senyawa, bahan, atau energi ke dalam lingkungan udara akibar kegiatan alam dan manusia sehingga temperatur dan karakteristik udara tidak sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan yang paling baik. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa nilai lingkungan udara tersebut telah menurun. Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat ditimbulkan dari 6 (enam) sumber utama, yaitu:

1.         pengangkutan dan transportasi
2.         kegiatan rumah tangga
3.         pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil
4.         pembakaran sampah
5.         pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan
6.         pembakaran bahan bakar dan emisi proses
Suatu penelitian dari Ross [1972] menyatakan bahwa pengangkutan merupakan sumber yang memberikan iuran terbesar dalam emisi pencemar per tahun dan hal ini terus meningkat karena adanya penambahan kendaraan dalam lalu lintas di jalan raya pada lima tahun terakhir. Di Amerika Serikat, industri memberikan bagian yang relatif kecil pada pencemaran atmosferik jika dibandingkan dengan pengangkutan. Namun, karena kegiatan industri merupakan aktivitas yang mudah diamati dan merupakan golongan sumber pencemaran titik (point source of pollution), masyarakat pada umumnya lebih menganggap industri sebagai sumber utama polutan yang menyebabkan udara tercemar. Belum lagi dengan limbah padat dan limbah cair industri yang semakin memperparah image negatif industri di masyarakat.

PENGENDALIAN PENCEMARAN
Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena hal tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan materi yang rendah, dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan yang rendah. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar dan hal tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan, kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis lingkungan.
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam sebuah pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar. Alat-alat pemisah debu bertujuan untuk memisahkan debu dari alirah gas buang. Debu dapat ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas, daya kohesi, dan sifat higroskopik yang berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat pemisah debu yang tepat berkaitan dengan tujuan akhir pengolahan dan juga aspek ekonomis. Secara umum alat pemisah debu dapat diklasifikasikan menurut prinsip kerjanya:

•           Pemisah Brown
Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan prinsip gerak partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu dengan rentang ukuran 0,01 – 0,05 mikron. Alat yang dipatenkan dibentuk oleh susunan filamen gelas denga jarak antar filamen yang lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata partikel.
•           Penapisan
Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan debu hingga 0,1 mikron. Susunan penapis ini dapat digunakan untuk gas buang yang mengandung minyak atau debu higroskopik.

•           Pengendap elektrostatik
Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas yang berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pengendap elektrostatik ini ialah didapatkannya debu yang kering dengan ukuran rentang 0,2 – 0,5 mikron. Secara teoritik seharusnya partikel yang terkumpulkan tidak memiliki batas minimum.

•           Pengumpul sentrifugal
Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh bentuk saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar (vortex) sehingga debu akan menempel di dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang menggunakan prinsip ini digunakan untuk pemisahan partikel dengan rentang ukuran diameter hingga 10 mikron lebih.

•           Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam aliran gas. Pemisah ini menggunakan susunan penyekat sehingga partikel akan bertumbukan dengan penyekat dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip inersia ini bekerja dengan baik untuk partikel yang berukuran hingga 5 mikron.

•           Pengendapan dengan gravitasi
Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran yang lebih besar dari 40 mikron dan tidak digunakan sebagi pemisah debu tingkat akhir.
Di industri, terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan debu dan gas secara bersamaan (simultan). Alat-alat tersebut memanfaatkan sifat-sifat fisik debu sekaligus sifat gas yang dapat terlarut dalam cairan. Beberapa metoda umum yang dapat digunakan untuk pemisahan secara simultan ialah:

•           Menara percik
Prinsip kerja menara percik ialah mengkontakkan aliran gas yang berkecepatan rendah dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk butiran. Alat ini merupakan alat yang relatif sederhana dengan kemampuan penghilangan sedang (moderate). Menara percik mampu mengurangi kandungan debu dengan rentang ukuran diameter 10-20 mikron dan gas yang larut dalam air.

•           Siklon basah
Modifikasi dari siklon ini dapat menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air yang mendandung partikel dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar gaya sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon. Siklon jenis ini lebih baik daripada menara percik. Rentang ukuran debu yang dapat dipisahkan ialah antara 3 – 5 mikron.

•           Pemisah venturi
Metode pemisahan venturi didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi pada bagian yang disempitkan dan kemudan gas akan bersentuhan dengan butir air yang dimasukkan di daerah sempit tersebut. Alat ini dapat memisahakan partikel hingga ukuran 0,1 mikron dan gas yang larut di dalam air.

•           Tumbukan orifice plate
Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis ini membentur lapisan air hingga membentuk percikan air. Percikan ini akan bertumbukkan dengan penyekat dan air akan menyerap gas serta mengikat debu. Ukuran partikel paling kecil yang dapat diserap ialah 1 mikron.




•           Menara dengan packing
Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara mengkontakkan cairan dan gas di antara packing. Aliran gas dan cairan dapat mengalir secara co-current, counter-current, ataupun cross-current. Ukuran debu yang dapat diserap ialah debu yang berdiameter lebih dari 10 mikron.

•           Pencuci dengan pengintian
Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan kondensasi dan partikel yang dapat ditangani ialah partikel yang berdiameter hingga 0,01 mikron serta dikumpulkan pada permnukaan filamen.

•           Pembentur turbulen    
Pembentur turben pada dasarnya ialah penyerapan partikel dengan cara mengalirkan aliran gas lewat cairan yang berisi bola-bola pejal. Partikel dapat dipisahan dari aliran gas karena bertumbukkan dengan bola-bola tersebut. Efisiensi penyerapan gas bergantung pada jumlah tahap yang digunakan.

Pemilihan Teknologi
Teknologi pengendalian harus dikaji secara seksama agar penggunaan alat tidak berlebihan dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi pengendalian dan rancangan sistemnya ialah:

1.         watak gas buang atau efluen
2.         tingkat pengurangan limbah yang dibutuhkan
3.         teknologi komponen alat pengendalian pencemaran
4.         kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi

Industri-industri di Indonesia terutama industri milik negara telah menerapakan sistem pengendalian pencemaran udara dan sistem ini terutama dikaitkan dengan proses produksi serta penanggulangan pencemaran debu.