Desain
Elevator ini menggunakan motor listrik, tali, dan counterweight bukan peralatan
hidrolik. Rel panduan utama sudah terpasang pada setiap sisi kotak penumpang
(box) dan sepasang tambahan rel
penyeimbang terletak pada satu sisi atau di belakang. Mesin diarahkan, bersama
dengan peralatan drive terkait, umumnya terletak di atas hoistway di ruang
mesin penthouse. Dalam beberapa situasi terbatas, dapat terletak di sebelah hoistway
pada pendaratan lebih rendah. Pengaturan yang terakhir ini disebut sebagai
traksi basement. Motor digerakan oleh
listrik AC atau DC.
Gambar : Lift
Mesin
roda gigi cacing untuk mengontrol gerakan mekanik kabin lift dengan “rolling”
baja hoist tali melalui puli katrol penggerak yang melekat ke gearbox
digerakkan oleh motor kecepatan tinggi. Mesin ini umumnya pilihan terbaik untuk
bangunan tinggi yang menyediakan ruang
bawah tanah dan penggunaan traksi overhead untuk kecepatan hingga 500 ft /
menit (2,5 m / s)memungkinkan kontrol kecepatan yang akurat dari motor, untuk
kenyamanan penumpang, sebuah kerekan DC motor didukung oleh AC / DC
motor-generator (MG) adalah seperangkat solusi yang diinginkan dalam lalu
lintas tinggi instalasi lift selama beberapa dekade . MG set juga biasanya
didukung pengontrol relay dari lift, yang memiliki keuntungan tambahan elektrik
mengisolasi lift dari seluruh sistem listrik sebuah bangunan, sehingga
menghilangkan lonjakan daya sementara dalam pasokan listrik bangunan yang
disebabkan oleh motor start dan stop
(menyebabkan redup pencahayaan setiap kali lift digunakan misalnya), serta
gangguan pada peralatan listrik lain yang disebabkan oleh lengkung dari
kontaktor relay di sistem kontrol.
HARDWIRED
CIRCUITS
Pada
perancangan perangkat keras lift terdapat banyak komponen elektronika untuk
dapat membangun sebuah sistem lift. Komponen – komponen yang dibutuhkan dalam
membangun sistem lift ini dibutuhkan beberapa jenis sensor dan komponen –
komponen elektronika lainnya. Berikut komponen yang digunakan pada sistem
liftserta rangkaian elektronika untuk mengkontrol perangkat keras antara lain :
• Kontrol Tombol
• Kontrol Driver Motor DC dan Motor DC Gear
• Kontrol Penstabil Tegangan (Regulator)
• Power On Reset
• Kontrol Alarm
• Sensor Limit Switch
BRAKE
CONTROL
Lift
menggabungkan beberapa fitur keamanan untuk mencegah kabin menabrak bagian bawah shaft. Pengaman
diinstal pada kabin bisa mencegah jenis kecelakaan yg terjadi ketika rem motor
gagal atau tali kawat cangkang tiba2 putus Namun, desain yang melekat pada
pengaman kabin dibuat untuk tidak berlaku ke arah atas.
Dalam
arah ke atas, rem motor diperlukan untuk menghentikan kabin ketika kondisi
darurat terjadi. Dalam operasi normal, rem motor hanya berfungsi sebagai rem
parkir untuk menahan kabin saat berhenti. Namun, ketika kondisi darurat
terdeteksi, desain kontrol lift sistem moderen hanya mengandalkan rem
motor untuk menghentikan kabin.
Electrical Braking (Rem pada
Motor Electric)
• DC injection braking.
• Plugging.
• Eddy current braking.
• Dynamic resistor braking.
• Regenerative braking.
GOVERNOR
ROPE MONITOR
Tali
governor pada lift disediakan dengan rem
tambahan yang merupakan rem fail safe dan yang beroperasi untuk menghentikan
gerakan tali governor ketika mobil lift bergerak dari pendaratan dengan pintu
terbuka. Rem ini mencakup dua rahang gripper tali di ruang mesin di bawah
sheave governor, yang rahang diadakan jauh dari tali governor oleh solenoid
selama listrik tersedia untuk memberi energi solenoida. Bila catu daya ke
solenoida terganggu, rahang yang dirilis jatuh oleh gravitasi terhadap satu
sama lain untuk pegangan tali governor. Rem mobil darurat dengan demikian
tersandung dan pergerakan mobil berhenti. Rem juga dapat diberikan untuk
mengendalikan tali penyeimbang governor.
BACK
OUT OF OVER TRAVEL SWITCH
Overtravel
(posisi di luar jarak pengoperasian)
aktif aktuasi kadang-kadang terjadi pada lift tambang. Banyak
faktor dapat menyebabkan hal ini terjadi
seperti perubahan suhu, overloading dari alat angkut, peregangan tali, atau
berhenti darurat. Limit switches, peralatan ini dipasang pada lantai paling
bawah dan paling atas. Peralatan ini untuk mencegah terjadinya over travel lift
baik saat lift naik maupun saat lift turun.
Peralatan pengaman utama pada
lift antara lain :
1. Sebuah
alat pengindra dan pembatas kecepatan (governor) yang mengatur bekerjanya alat
pengaman kereta (car safety device) apabila kecepatan kereta melampaui batas
yang ditentukan dilengkapi dengan pemutus control listrik.
2. Sakelar
pelamban (slow down switch) dan sakelar batas lintas (limit switch) yang
keduanya berfungsi sebagai pengaman batas perjalanan kereta baik di ujung atas
maupun di ujung bawah yang bertugas untuk menghentikan kereta apabila sampai
pada batas perjalanan terakhir ke atas atau ke bawah.
3. Rem
mesin yang bekerja secara otomatis apabila sumber tenaga listrik tiba-tiba
terputus.
4. Kunci
kait (interlock) pada semua pintu ruang luncur dan kontak listrik pengaman pada
pintu kereta, keduanya untuk mengatur secara otomatis, agar pintu ruang luncur
dan pintu kereta hanya dapat terbuka apabila kereta berada pada batas tertentu
dari permukaan lantai perhentian (lihat 2.4.4).
5. Penyangga
dan peredam (buffer) terpasang pada lekuk dasar ruang luncur untuk meredam gaya
tumbukan kereta dan/atau bobot imbang yang mungkin jatuh bebas, yaitu ada 2
macam : Penyangga pegas atau penyangga masip kenyal dan Penyangga hidrolik atau peredam.
6. Tombol
sakelar darurat (emergency stop switch) di dalam kereta yang berbentuk gagang
atau tombol berwarna merah.
7. Peralatan
pengaman dan peralatan pendukung lainnya yang disesuaikan dengan standar pabrik
pembuat dan tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Cara Bekerja Pesawat Pengaman
Cara
bekerja pesawat pengaman kereta terpisah dari cara bekerja motor penggerak lif.
Peralatan pengaman kereta ini terdiri dari :
1. Governor
sebagai pengindra dan pembatas kelajuan lif.
2. Dasar
pengaman kereta (safety block), yang berada langsung dibagian bawah rangka
kereta di kiri dan kanan (pada produk tertentu dipasang pada bagian atas
rangka).
3. Tali
baja governor.
4. Roda
teromol sebagai pengatur tegangan tali baja governor yang berada di lekuk dasar
(pit). Lif berkecepatan tinggi (120 m/m keatas) pengaturan tegangan dengan
pegas dan peredam hidrolis yang dipasang pada rangka teromol.
Tali
baja governor, bergerak diantara roda penegang (tension sheave) dan roda
governor dan kedua ujung dari kabel baja tersebut diikatkan pada tangan (stang)
penggerak rem pada rangka kereta, sehingga pasak atau rem kiri dan kanan
bekerja sekaligus serempak. Dalam
keadaan normal, pesawat pengaman tidak mempengaruhi jalannya lif, kecuali jika
kecepatan lif melampaui batas kecepatan tertentu, dengan prosentase sesuai
daftar tersebut diatas.
Sistim pengaman ini bekerja
dengn dua tahap sebagai berikut :
1. Pada
tahap pertama, apabila awal mula terjadi kecepatan lebih (lihat daftar) lif
dalam keadaan turun, maka governor akan membuka sakelar OS pemutus arus listrik
ke motor penggerak lif, dan memberhentikan lif.
2. Apabila
OS tidak sempat bekerja dan kereta tetp melaju dengan kecepatan terus meningkat,
maka governor akan tersentak menyebabkan rahang governor menggigit tli baja,
selanjutnya menyebabkan tangan-tangan menarik rem masuk ke dalam rumah (blok)
sert menjepit rel pengantar. Lif akan berhenti pada jarak lintas tertentu.
Berhentinya dibantu oleh pegas yang ada pada blok rem/pasak. Lihat daftar jarak
lintas perhentian merosot. Bersamaan dengan peristiwa tersebut saklar SOS
terbuka, sehingga arus ke motor terputus.
Rekomendasi tentang Lif (Europen Elevator
Association).
1.
Semua lif harus dipelihara. Pemeliharaan harus
oleh orang-orang yang kompeten dari perusahaan yang memenuhi syarat dan bekerja
sesuai aturan-aturan EEA.
2.
Pemilik/ manajemen dapat menerima kebutuhan akan
(perlunya) lif harus di upgrade. Yaitu bagi peralatan yang berumur lebih dari
15 tahun dan selanjutnya tiap-tiap 5 tahun setelah melalui pemeriksaan. Hal ini
agar memenuhi persyaratan-persyaratan keselamatan yang berlaku akhir-akhir ini
(up to date).
3.
Panggilan darurat harus segera dilayani. Seseorang dalam organisasi building
management harus siap 24 jam untuk menolong orang yang terperangkap dalam lif.
Alat komunikasi dengan orang tersebut harus berfungsi.
4.
Peralatan cacat atau rusak harus segera
dilaporkan. Seorang petugas dari pihak
manajemen harus segera melaporkan kepada perusahaan pemelihara.
5.
Perusahaan pemelihara harus membuktikan
kecakapannya, dapat dipercaya dan berpengalaman.
Perusahaan
harus terdaftar dan menutup asuransi untuk kepentingan umum (kecelakaan dan
kerusakan harta benda).
6.
Perusahaan pemeliharaan harus jelas. Nama dan alamat, nomor telepon sebaiknya
terpampang di dalam lif. Hal ini memudahkan komunikasi jika ada masalah dengan
peralatan demi keselamatan.
7.
Perusahaan pemeliharaan harus peduli dengan
keselamatan. Perusahaan harus melaporkan
kepada manajemen/pemilik pada waktunya atas unit lif untuk memenuhi persyaratan
K3. Juga perusahaan peduli atas keselamatan pegawainya dengan kebijakan yang
jelas.
8.
Perusahaan pemeliharaan harus dapat melayani
call back sevice 24 jam sehari, 365 hari per tahun. Hal ini terutama untuk menolong penumpang
yang terkurung/ terperangkap didalam kereta lif yang macet. Teknisi yang
dikirim untuk menolong harus cakap dan sigap, sehingga tidak menunda waktu
terlalu lama.
9.
Perusahaan pemeliharaan harus bermutu tinggi. Di Eropa perusahaan tersebut lulus ISO
9000/EN29000 (memiliki sertifikat) untuk sisitim/ procedure kerja.
10. Perusahaan
pemeliharaan harus memiliki pegawai yang cakap.
Perusahaan
menyediakan pelatihan dan senantiasa melaksanakan peningkatan keahliannya dan
pengetahuannya mengenai pemeliharaan.
11. Perusahaan
pemeliharaan menyediakan pelayanan kebutuhan suku cadang.
12. Perusahaan
pemeliharaan harus mencatat dan menyimpan sejarah pemeliharaan, reparasi,
modifikasi, dan lain-lain, atas tiap unit lif.
https://erdon.wordpress.com/2012/03/30/pengenalan-sistem-instalasi-elevator-lift/