KEDAULATAN PANCASILA DAN
KENAIKAN BBM
Pengamalan Pancasila oleh para
pemuka dan pemimpin rakyat dalam kehidupan kenegaraan akan sangat berpengaruh
pada kondisi sosial politik masyarakatnya, akan berpengaruh pada tingkat
stabilitas sosial politik masyarakatnya, dan akan sangat berpengaruh pada semua
upaya penegakan hukum dan keadilan sosialnya, Tetapi pengamalan Pancasila tidak akan berjalan dengan
baik jika tidak muncul kekuatan kedaulatan rakyat yang dapat mengawasi
kehidupan kenegaraan maupun kekuasaan para pemimpin secara seutuhnya. Keseimbangan akan keadilan inilah yang seringkali
dilupakan oleh para pemimpin, yang akhirnya terlena atau dinina kebodohan oleh
keasyikan sendiri sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan. Misalnya saja,
sampai saat ini para wakil rakyat yang lebih mengutamakan daerah pemilihannya
sendiri didalam mengalokasikan anggaran pembangunan, jelas hal itu akan merusak
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wawasan Kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia untuk melihat keadaan negeri sendiri, dengan menyadari
kesemua kekuatan dan kelemahannya, dan lingkungan strategik ditingkat
regional maupun global, dengan menggunakan Pancasila untuk menuju arah
cita-cita kemerdekaan seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dalam
kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila, sila pertama sebenarnya
mengedepankan betapa pentingnya kehidupan kenegaraan dilandasi unsur spiritual
(rohani, religius, keagamaan, etika, moral). Tetapi kenyataan kehidupan
kenegaraan yang dirasakan oleh kita selama ini, unsur material (kebendaan,
keuangan, kenikmatan jabatan yang sangat duniawi) sangat menonjol sekali.
Sehingga kita pada akhirnya dapat mengamati bagaimana berbagai macam
pertentangan dari kekuatan kepentingan politik, sebenarnya hanya
disebabkan oleh permasalahan perebutan unsur material duniawi belaka.
BBM saat ini sudah
menjadi bagian utama dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat sehari-hari akan
sangat berpengaruh terhadap kondisi masyarakat.
Kenaikan harga premium yang
mencapai Rp 6.000 per liter dianggap terlalu tinggi dan dana kompensasi bagi
warga miskin tersebut dianggap tidak sebanding dengan kenaikan seluruh harga
barang. Apalagi penyalurannya beberapa waktu lalu juga tidak tepat sasaran.
Tidak hanya para pembeli, kenaikan harga sembako juga dikeluhkan para pedagang
karena dagangannya sulit laku. Diperkirakan, harga sembako akan terus meningkat. Inflasi atau kenaikan
harga barang dan jasa sudah terjadi karena BBM naik, sehingga mempersulit
masyarakat golongan menengah ke bawah terutama bagi masyarakat yang
berpenghasilan kecil dan tetap akan sangat merasakan dampak inflasi tersebut. Inflasi
yang meroket membuat kalangan industri menjadi tidak optimal karena biaya
operasional dan distribusi yang tinggi menjadikan harga barang ikut meroket
ujung-ujungnya akan berdampak pada kesejahteraan yang menurun demikian juga
iklim investasi akan terganggu serta kemungkinan kredit macet bias berimbas dan
kembali meningkat. Paling parah bisa terjadi PHK atau pemecatan besar-besaran terhadap
buruh dan karyawan sehingga lapangan kerja akan semakin sulit karena industri
menghadapi beban operasional yang tidak seimbang. Kenaikan BBM memiliki dampak
positif dan negatif ada yang diuntungkan ada yang dirugikan, masyarakat yang
hartanya disimpan dalam bentuk uang akan dirugikan karena inflasi sementara
kaum spekulan akan tersenyum.